Jumat, 05 Februari 2010

Tipe Hutan Berdasarkan Potensi Pengelolaannya

1. Hutan Pegunungan Campuran (Mixed Hill Forests)

Jenis hutan ini sangat penting berkenaan dengan hasil kayunya. Ini meliputi sekitar 65% dari seluruh hutan alam Indonesia. Di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera hutan ini didominasi oleh suku dipterocarpaceae, jenis kayu terpenting di Indonesia. Di Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya yang bersifat lebih kering, jenis-jenis penting adalah Pometia spp., Palaquium spp., Instia palembanica dan Octomeles.

Forest1.jpg (261879 bytes)
submonta.jpg (260029 bytes) 2. Hutan Sub-montana, Montana dan Pegunungan

Hutan ini terdapat di daerah daerah Indonesia dengan ketinggian antara 1.300 m sampai 2.500 m di atas permukaan laut di mana spicies Dipterocarpaceae jumlahnya lebih sedikit. Suku yang dominan adalah Lauraceae dan Fagaceae.

3. Savana/Hutan Bambu/Hutan Luruh/Hutan Musim Pegunungan

Jenis hutan ini tidak laus wilayahnya. Padang rumput savana alami terdapat di Irian Jaya, berasosiasi dengan Eucalyptus spp, di Maluku berasosiasi denga Melauleca dan di Nusa Tenggara berasosiasi dengan Eucalyptus alba. Hutan luruh terdapat pada ketinggian sekitar 100 m, memiliki genera yang tidak ada di hutan hujan seperti Acacia, Albizia dan Eucalyptus. Pembakaran berabad-abad telah menghasilkan spesies dominan tunggal seperti jati (Tectona grandis) di Jawa, Melauleca leucadendron di Maluku dan Irian Jaya, serta Timonius sericeus, Borassus flabellifer dan Corypha utan di Nusa Tenggara. Hutan jati di Jawa dibangun hampir 100 tahun yang lalu. Hutan musim pegunungan terdapat pada ketinggian di atas 100 m.

savanna.jpg (187018 bytes)
htnrawag.jpg (248117 bytes) 4. Hutan Rawa Gambut

Terdapat hanya di daerah-daerah yang iklimnya selalu basah khususnya di Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya yang mencakup luas 13 Juta ha atau 10 % dari luas seluruh hutan. Spesies yang terpenting adalah Gonystylus bancanus di Kalimantan dan Camnospermae macrophylum di Sumatra

5. Hutan Rawa Air Tawar

Luasnya sekitar 5,6 juta ha, terdapat di pesisir Timur Sumatra, pesisir Barat Kalimantan dan di beberapa wilayah di Irian Jaya. Generanya sama dengan hutan hujan bukan rawa. Di Irian Jaya rumpun pada hutan jenis ini didominasi oleh sagu.

htn-rawa.jpg (251292 bytes)
htn-baka.jpg (220111 bytes) 6. Hutan Pasang Surut

Hutan bakau (mangrove) adalah bagian yang penting dari hutan pasang surut, luasnya sekitar 4,25 juta ha. Hutan bakau terutama terdapat di Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya dan kepulauan Aru, dan sedikit di Sulawesi bagian Selatan serta Jawa bagian Utara. Rhizophora, Avicenia, Sonneratia dan Ceriops adalah genera utamanya.


Sumber : Agenda 21 Indonesia, Kalender Lingkungan Hidup Indonesia, dan dari berbagai sumber.
baca selengkapnya...- Tipe Hutan Berdasarkan Potensi Pengelolaannya

Hutan Mangrove

Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjo yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob.
htn-baka.jpg (220111 bytes) Hutan mangrove juga merupakan habitat bagi beberapa satwa liar yang diantaranya terancam punah, seperti harimau sumatera (Panthera tigris sumatranensis), bekantan (Nasalis larvatus), wilwo (Mycteria cinerea), bubut hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus, dan tempat persinggahan bagi burung-burung migran.

Beberapa jenis mangrove yang terkenal:
- Bakau (Rhizopora spp.)
- Api-api (Avicennia spp.)
- Pedada (Sonneratia spp.)
- Tanjang (Bruguiera spp.)
Peran dan manfaat hutan mangrove :

> pelindung alami yang paling kuat dan praktis untuk menahan erosi pantai.

> menyediakan berbagai hasil kehutanan seperti kayu bakar, alkohol, gula, bahan penyamak kulit, bahan atap, bahan perahu, dll.

> mempunyai potensi wisata

> sebagai tempat hidup dan berkembang biak ikan, udang, burung, monyet, buaya dan satwa liar lainnya yang diantaranya endemik.

Jika hutan mangrove hilang :
+ abrasi pantai
+ dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan
+dapat mengakibatkan banjir
+ perikanan laut menurun
+sumber mata pencaharian penduduk setempat berkurang


Sumber : Wetlands International dan http://www.lablink.or.id dari berbagai sumber

baca selengkapnya...- Hutan Mangrove

Kamis, 04 Februari 2010

Blogger Indonesia Peduli Global Warming

Masih berhubungan dengan Global Warming, banyak kalangan yang underestimate terhadap apa yang dirembugkan delegasi-delegasi negara di KTT Climate Change yang diselenggarakan di Bali. Sebagian besar memandang event ini hanya sebuah dagelan wacana belaka.

Global Warming

Terlepas dari semua itu, masalah pemanasan global tetap merupakan masalah yang mengancam. Pertanyaannya sekarang adalah, bila kesepakatan antar delegasi negara tersebut belum klop, apakah kita hanya berdiam diri?

Aku ingin mengutip sebuah kalimat yang pernah digunakan salah seorang politisi Indonesia ketika sedang berkampanye :

“Tangan saya kecil, tangan anda juga kecil… dan tangan seluruh rakyat Indonesia juga kecil. Namun bila tangan-tangan ini bersatu, gunung pun bisa kita geser”

Hiperbola memang… namun dari kalimat tersebut ada makna yang bisa kita petik. Komunitas Blogger Indonesia adalah komunitas yang besar. Berbeda sekali ketika aku mulai ngeblog tahun 2001 lalu dimana jumlah Blogger masih sedikit sekali. Bayangkan jika kita, setiap Blogger Indonesia, mau sedikit peduli terhadap pemanasan global tentunya akan memberi pengaruh yang besar. Jadi, mulailah dari diri sendiri!

Lalu apa yang bisa dilakukan seorang Blogger untuk ikut andil/peduli terhadap pemanasan global? Dilihat dari gambar paling atas, pemanasan global besar dipengaruhi oleh adanya emisi gas (diantaranya karbon dioksida). Dan 40% dari emisi karbon dihasilkan oleh sektor ketenagalistrikan. Dan selain “kebutuhan” akan listrik, dunia blogger juga dekat dengan penggunaan kertas dan tinta yang dalam proses produksinya juga menghasilkan gas emisi.

Diagram Hubungan Blogger - Global Warming

Seperti yang terlihat pada diagram hubungan antara Blogger dengan Pemanasan Global di atas, selain melakukan tindakan-tindakan secara umum untuk Stop Global Warming, sebenarnya Blogger bisa memfokuskan diri pada 2 hal menyangkut penghematan energi listrik dan barang-barang hasil produksi yang menghasilkan gas emisi, yaitu :

1. Hemat Penggunaan Komputer
Matikan saat tidak digunakan, stop melakukan download gila-gilaan yang menguras tenanga komputer sampai menyentuh titik panasnya. Blogger yang gemar main game (terutama game online) biasanya suka ngidupin komputer sampe pagi cuma buat vending tuh.

2. Hemat Penggunaan AC
Biar ngeblog tetep adem, buka jendela atau ganti AC dengan kipas angin, bila perlu pakai tenaga kipas-kipas tangan. Hehe…

3. Gunakan Lampu Hemat Energi
Berhubung belum dapet sponsor, silakan searching aja di google dengan keyword “Lampu Hemat Energi” *mudah-mudahan bukan blog ini yang nongol*

4. Kurangi penggunaan lampu di siang hari
Buka jendela, biarkan sinar matahari pagi masuk; kan baik juga buat kesehatan. Siang-siang juga buat apa ngidupin lampu? Selain ngefek ke pemanasan global, juga ngefek ke biaya listrik rumah atau kantormu. Mau?

5. Jangan biasakan ngeblog sambil menghidupkan TV
Kalau ngeblog ya ngeblog, kalau nonton ya nonton.

6. Pastikan indikator penanda arus listrik sudah padam saat tidak menggunakan alat elektronik
Kalau masih menyala berarti masih ada alirannya. Hal kecil memang, tapi bayangkan kalau hal ini terjadi sepanjang waktu. Banyak deh nyumbang untuk bikin bumi kita tenggelam.

7. Pantau penggunaan listrik bulanan
Kalau meningkat, bertekadlah untuk bulan depan musti turun. Sekarang juga sudah ada sistem voucher dari PLN. Sama kayak voucher ponsel, tapi yang ini ngga ada masa berlaku atau masa tenggangnya. Dipakai sampai habis trus jeglek! Makanya musti diisi sebelum voucernya habis. Dengan begini, pemakaian listrik bisa lebih terkontrol.

8. Hemat penggunaan kertas
Gunakan pada dua sisi kertas bantu pula menghemat dengan program seperti fineprint.

9. Hemat penggunaan tinta
Sama dengan kertas, tinda juga cukup akrab dengan dunia blogger.

10. Gali informasi tentang Global Warming
Siapa pun setuju kalau internet adalah gudang informasi. Sebagai seorang Blogger yang akrab dengan dunia internet akan sangat membantu didalam mendapatkan informasi-informasi terbaru seputar pemanasan global.

11. Tulis postingan tentang Global Warming
Semakin banyak yang menulis tentang pemanasan global, semakin banyak yang akan membaca dan “tercerahkan”:D

12. Gunakan Themes yang ringan
Berat ringannya themes adalah relatif, masih tergantung koneksi internet. Setidaknya jangan menggunakan banyak grafik yang memperberat loading yang berarti memperlama penggunaan komputer.

13. Pasang Banner “Blogger Indonesia Peduli Global Warming”
Pasang juga link ke postingan ini agar Blogger Indonesia semakin peduli terhadap pemanasan global. Jika bukan kita, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi?

Blogger Indonesia Peduli Global Warning

(sumber :http://www.andaka.com)
baca selengkapnya...- Blogger Indonesia Peduli Global Warming

TAMAN WISATA ALAM (TWA) BATAM

Dasar hukum, letak dan luas

TWA Batam ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 47/Kpts-II/1987 tanggal 24 Pebruari 1987 dengan luas 4.933 Ha.

Secara geografis Taman Wisata Alam Batam terletak pada 059-0112 Lintang Utara dan 103530"-104830" Bujur Timur. Sedangkan secara administratif termasuk Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Muka Kuning, Kotamadya Batam, Propinsi Riau.

Potensi sumber daya alam

a. Topografi

Pada umumnya kondisi lapangan kawasan TWA Batam merupakan areal perbukitan dengan topografi sebagian besar curam dan sebagian kecil datar bergelombang.

b. Iklim

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson TWA Batam termasuk ke dalam klasifikasi type A dengan curah hujan rata-rata pertahun 1.822 s/d 3.801 mm. Suhu udara minimum 21C, maksimum 31,6C dengan kelembaban berkisar antara 85-88%.

c. Flora

Keadaan vegetasi di areal TWA Batam ditumbuhi beberapa jenis pohon antara lain Bitangur (Calophyllum, spp.), Tiup (Adinandra dumosa), Riang (Tetratmeristra sp.), Terentang (Campnosperma auriculata), Manggis- manggisan (Garcinia spp.), Meranti (Shorea spp.) dan lain sebagainya.

d. Fauna

Beberapa jenis satwa yang dapat dijumpai antara lain Lutung (Presbytis cristata), Babi hutan (Sus scrafa), Napu (Tragulus napu) dan berbagai jenis burung seperti Tiyung (Gracula religiasa), Raja udang (Halcyon concreta), Elang (Haliatus leucogaster) dan lain sebagainya.

Potensi wisata alam

Di samping keadaan alamnya sendiri yang potensial sebagai tempat wisata juga terdapat beberapa obyek yang dapat dinikmati, antara lain : sumber air, air terjun "Danau Bidadari", Waduk Ladi, Tugu Prasasti Presiden Soeharto, dan panorama alam hutan.

Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan

Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain : lintas alam, berkemah di sekitar waduk dan memancing.

Sarana kemudahan dan pelayanan

Hingga saat ini belum ada fasilitas penunjang dalam rangka kegiatan pariwisata alam.

Pencapaian ke lokasi

TWA Batam dapat dicapai dari Pekan Baru menggunakan kapal laut menuju Pulau Batam dari Pulau Batam memakai kendaraan darat (taksi).

Peluang usaha yang dapat dikembangkan

Peluang usaha yang dapat dikembangkan di TWA Batam antara lain : usaha jasa pemandu wisata, usaha jasa akomodasi, dan usaha jasa sarana boga.(sumber :www.dephut.go.id )

baca selengkapnya...- TAMAN WISATA ALAM (TWA) BATAM

Rabu, 03 Februari 2010

Hutan Batam Menyimpan Obat HIV

utan Batam yang nyaris punah ternyata menyimpan kekayaan yang tak ternilai. Salah satunya adalah bintangor (Calophyllum) yang sangat berguna bagi dunia kesehatan. Berdasarkan uji klinis, pohon ini bisa menghambat penyebaran virus HIV/AIDS dan penyakit kanker.

Sabtu (3/11) lalu, Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Provinsi Kepri mencoba menelusuri hutan Batam untuk melihat potensi hutan kurang diperhatikan tersebut.
Ekspedisi Calophyllum ini dilakukan PPLH Provinsi Kepri di hutan Tembesi Buton. Selain tiga orang dari PPLH, juga turut serta dua orang dari Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kelas III Batam yang bertugas sebagai polisi hutan dan pejaga hutan. Dua orang dari KSDA inilah yang menjadi pemnadu perjalanan tim PPLH.

Salah satu bagian hutan, ditemukan pohon bintangor tumbuh rapat dalam jumlah besar. Bentuknya lurus dan tingginya mencapai 20-25 meter. Di sekitarnya, terdapat anak-anak pohon bintangor.

Ketua PPLH Kepri Boy Hasan, mengatakan, dipilihnya hutan Tembesi Buton untuk ditapaki PPLH karena banyak ditumbuhi pohon bintangor. Di hutan ini juga ditemukan tiga jenis pohon bintangor yaitu bintangor batu (Calophyllum lanigerum), bintangor kapur (Calophyllum cannum), dan bintangor air (Calophyllum dioscorii)

Temuan Calophyllum di hutan Batam ini pernah diteliti oleh Dr Soebagus, peniliti dari Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Soegabus menemukan ketiga jenis Calophyllum di Batam yaitu Calophyllum lanigerum.

Calophyllum lanigerum sudah dipatenkan oleh AS dan Malaysia, sedangkan Calophyllum cannum dan Calophyllum dioscorii akan dipatenkan Dr Soebagus. Dikatakannya, bintangor ini baru ditemukan di Batam. Tidak saja di Hutan Tembesi Buton, tapi juga di lokasi lain di Batam seperti hutan Seiladi, Hutan Tembesi Sidomulyo dan lainnya. “Hutan Batam ternyata kaya dengan tumbuhan Calophyllum atau bintangor” kata Boy.

Berdasarkan literatur, katanya, Calophyllum Lanegerum ini bisa mengobati HIV/AIDS. Sementara dua jenis Calophyllum lagi dapat mengobati beberapa penyakit kanker. Berdasarkan uji coba klinis yang dilakukan National Cancer Institute, menunjukkan bahwa Calophyllum Lanegerum mengandung senyawa yang terbukti bisa menghalau HIV-1. Bahkan sanggup menghadapi keganasan strain HIV-1 yang resisten terhadap AZT Nepirapine dan non-nucleoside reserve transciptase inhibitor (NNRTIs) lainnya.

NNRTIS adalah senyawa yang selama ini dipakai untuk mengobati AIDS. Calanolide juga bersinergi dengan obat anti HIV lain seperti AZT, ddc, ddl, d4T, 3TC, Nevirapine, Saquinavir dan Nelfinafir. Sementara di luar negeri yaitu di Malaysia dan AS, Calophyllum Lanegerum sudah dipatenkan dan dikembangbiakan untuk pengobatan. “Ke depan PPLH berusaha menjaga tumbuhan Calophyllum dan membudidayakannya sebagai bahan baku obat,” katanya. weny(sumber:http//ceploq.com)

baca selengkapnya...- Hutan Batam Menyimpan Obat HIV

Senin, 01 Februari 2010

Jadilah Sahabat Bumi

Apakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini.

Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.

Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini tidak lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan tidak perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita lakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bis kita lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga kita harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.

Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan misalnya adalah membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghematan listrik, menghemat Bahan Bakar Minyak dan masih banyak lagi.Mungkin kita sudah bosan dengan kata-kata "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Kita mendengar kata-kata itu sejak kita kecil sampai dewasa. Tetapi apakah kita sudah melakukan hal yang kita anggap sederhana tersebut? Mungkin ya, mungkin tidak. Kadang-kadang untuk sampah yang besar kita ingat, tetapi jika sampahnya kecil seperti sobekan kertas, plastik, atau bungkus snack, kita membuangnya begirtu saja. Jika kita ada di kelas, maka kita taruh sampah tersebut dikolong meja. jika ada diangkot maka ditaruh dibawah tempat duduk.

Hal itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Itu menandakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran diri. Usia tidak berpengaruh pada sikap seseorang. Yang paling berpengaruh adalah kesadaran. Itu yang paling penting. Begitu juga dengan penggunaan listrik dan air. Kita selalu menganggap bahwa lebih banyak orang yang menngunakan air lebih banyak dari diri kita sendiri sehingga kita berpikir kalaupun kita menghemat, tetap saja tidak akan berguna. Itu adalah pemikiran yang salah. Jika semua orang berfikir itu, maka tidak akan ada yang berhemat bukan? Kita harus menanamkan pikiran segala sesuatu hal yang baik itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain untuik berbuat hal kebaikan.

Oleh karena itu, maka untuk menjaga lingkungan kita ini, lingkungan Bumi kita yang tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang, maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih. Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali.

Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini. JADILAH SAHABAT BUMI! SAHABAT B

baca selengkapnya...- Jadilah Sahabat Bumi

Minggu, 31 Januari 2010

Persiapan mendaki gunung

Persiapan mendaki gunung

Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.

  • Kesiapan mental.

Mental amat berpengaruh, karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya.

  • Kesiapan fisik.

Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan [sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kita dapat terlatih kelenturannya]. Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selalu kita tambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up dan pull-up Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.

  • Kesiapan administrasi.

Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.

  • Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan.

Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC [emergency medical care] praktis.

Perencanan pendakian.

Hal pertama yang ahrus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan data-data kita dapat memperoleh dari literatur- literatur yang berupa buku-buku atau artikel-artikel yang kita butuhkan atau dari orang-orang yang pernah melakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju. Tidak salah juga bila meminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kita daki.

Selanjutnya buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detail dan rinci, yang berisi tentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan berlangsung, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa, perkiraan biaya perjalanan, bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur pengurusan ijin mendaki di daerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan sedetail mungkin, mulai dari rincian waktu sebelum kegiatan sampai dengan setelah kegiatan. Aturlah pembagian job dengan anggota pendaki yang lain (satu kelompok), tentukan kapan waktu makan, kapan harus istirahat, dan sebagainya.

Intinya dalam perencanaan pendakian, hendaknya memperhatikan :
■ Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan.
■ Mempelajari medan yang akan ditempuh.
■ Teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin.
■ Pikirkan waktu yang digunakan dalam pendakian.
■ Periksa segala perlengkapan yang akan dibawa.

Perlengkapan dasar perjalanan
■ Perlengkapan jalan : sepatu, kaos kaki, celana, ikat pinggang, baju, topi, jas hujan, dll.
■ Perlengkapan tidur : sleeping bag, tenda, matras dll.
■ Perlengkapan masak dan makan: kompor, sendok, makanan, korek dll.
■ Perlengkapan pribadi : jarum , benang, obat pribadi, sikat, toilet paper / tissu, dll.
■ Ransel / carrier.

Perlengkapan pembantu
■ Kompas, senter, pisau pinggang, golok tebas, Obat-obatan.
■ Peta, busur derajat, douglass protector, pengaris, pensil dll.
■ Alat komunikasi (Handy talky), survival kit, GPS [kalo ada]
■ Jam tangan.

Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel.

  • Kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya.

  • Masukkan dalam kantong plastik.

  • Letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam.

  • Barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil.

  • Tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung.

  • Buat Checklist barang barang tersebut.


Mengenal Jenis Gunung dan Grade Pendakian

Pada garis besar gunung terbagi menjadi 2, yaitu gunung berapi/aktif dan tidak aktif. Berdasar bentuknya dibagi menjadi :

  1. Gunung berapi perisai (Gunung berapi lava) == seperti perisai

  2. Gunung berapi strato

  3. Gunung berapi maar == Gunung berapi yang meletus sekali dan segala aktivitas vulkanisme terhenti, yang tinggal hanya kawahnya saja.

Macam dan tingkat pendakian gunung macam pendakian, yaitu pendakian gunung bersalju (es) dan gunung batu. Keduanya mambutuhkan persiapan dan perlengkapan yang matang. Menurut Club “Mountaineers”, Seatle Washington, dasar pembagian tingkat pendakian ada dua cara.

1. Berdasar penggunaan alat teknis yang dipakai ( class)

  • class 1 ; lintas alam tanpa bantuan tangan

  • class 2 ; dibutuhkan bantuan tangan

  • class 3 ; pendakian yang mudah memerlukan kaki dan tangan dalam mendaki, tali mungkin dibutuhkan oleh pemula

  • class 4 ; pendakian memerlukan tali pengaman

  • class 5 ; dibutuhkan tali dan pengaman peralatan lain seperti : piton, runner, chocks dll

  • class 6 ; mandaki dengan tali dengan peralatan bantuan sepenuhnya berpijak diatas paku tebing, memenjat rantai sling atau mengunakan stirupss

Pendakian claass 4 masuk dalam katagori scrembling [Mendaki dengan cara mempergunakan badan sebagai keseimbangan serta tangan untuk berpegangan dengan medan yang miring sampai 45 derajat] dan class 5 – 6 sudah dapat dikatagorikan sebagai climbing [panjat]. Dimana class 5 merupakan free-climbing [Pemanjatan dengan tanpa menggunakan alat tehnis untuk menambah ketinggian, alat hanya sebagai pengaman saja ] dan class 6 adalah artificial climbing [Pemanjatan dengan menggunakan alat tehnis sebagai pembantu menambah ketinggian, misalnya dipijak atau disentak dan dipegang ]. Apa bila dilakukan di gunung batu / cadas disebut rock climbing dan bila dilakukan di gunung es disebut dengan snow and ice climbing .

Ulasan mengenai hal ini dibahas dalam materi tersendiri.

2. Berdasar lama waktu akibat sukarnya pendakian dalam medan pendakian (grade)

  • grade I, bagian yang sukar dapat ditempuh dalam beberapa jam

  • grade II, bagian yang sukar ditempuh dalam setengah hari

  • grade III, bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh

  • grade IV, bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh dan memerlukan bantuan lereng-lereng sempit untuk bisa naik

  • grade V, bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 1,5-2,5 hari

  • grade VI, bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 2 hari atau lebih dan dengan banyak sekali kesulitan

Ulasan mengenai hal ini dibahas dalam materi panjat tebing.

3. Berdasarkan tingkat kemanan pemanjat dari kemampuan alat yang digunakan

  • A1 ;aman sekali, peralatan yang dipasang dan digunakan dapat diandalkan untuk menjaga keselamatan pendaki

  • A2 ;aman, jikapun terjadi maslah, alat masih dapat diandalkan untuk mencegah akibat yang lebih fatal [misalnya jatuh tidak sampai kedasar]

  • A3 ;penggunan alat pengaman cukup aman tetapi tidak dapat diandalkan untuk menjaga resiko jatuh, kecuali dengan pemasngan yang sangat teliti dan fall-faktor yang tidak terlal;u berbeban tinggi. Bila fall faktor tinggi, maka alat-alat akan copot dan pendaki bisa menerima akibat fatal

  • A4 ;pengaman yang digunakan tidak dapat diharapkan untuk dapat menahan beban jatuh, cenderung hanya sebagai pengaman psykologis untuk menguatkan mental pendaki


4. Berdasarkan tingkat kesulitan [difficult] medan pendakian

Tingkatan pedakian dengan dasar perhitungan ini bisa disebut juga dengan Yossemite Decimal System [YDS]. Pang-katagorian berasal dari USA dan saat ini banyak di gunakan untuk menentukan grade kesulitan panjat tebing. Oleh karena itu YDS dimulai dengan grade 5 dan seterusnya. Pengkatagorian demikian biasanya digunakan untuk jenis pendakian free-climbing atau free-soloing [Memanjat sendiri tanpa alat bantu dan pengaman apapun, biasanya pada jalur pendek]

Anehnya YDS sendiri menyalahi kaidah matematis penghitungan decimal, dimana misalnya suatu jalur mempunyai ketinggian 5,9 [lima point sembilan] lalu grade selanjutnya menjadi 5.10 [lima point sepuluh]. Peng-angka-an ini menjadi “aneh” akibat grade 5.9 lebih rendah dibanding dengan 5.10, padahal dalam matematika sebaliknya.

YDS sendiri diawali dengan grade 5.8 atau 5.9, selanjutnya 5.10, 5.11, 5.12, 5.13 dan 5.14. Sampai saat ini tidak ada grade melebihi 5.14.

Perkembangan keanehan peng-angka-an decimal ini menurut beberapa diskusi pegiatan pendakian dan panjat tebing akibat keselahan memprediksikan kemampuan pendakian pada saat system YDS dipublikasikan. Dimana pada saat itu diperkirakan kemampuan pendakian / panjat hanya sampai grade 5.9. Padahal dalam kemudian berkembangan kemampuan pendakian / pemanjatan yang lebih mutakhir dan luar bisa.

Bahkan saking sulitnya menentukan dengan hanya angka-angka decimal yang terbatas, seiring dengan banyaknya jalur pendakian/pemanjatan yang dibuat oleh kalangan pemanjat, maka grade decimalpun ditambahkan dibelangkannya dengan alfhabet.

Contoh; 5.12a, 5.13 d atau 5.14 c

Memang sampai saat sekarang barangkali hanya ada beberapa jalur yang dibuat manusia dengan grade 5.14, itupun terbatas pada jalur-jalur pendek.

Secara umum grading dengan YDS dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • 5.8 ; jalur yang ditempuh mudah, grip [pegangan] sangat bisa digunakan oleh bagian tubuh yang ada untuk menambah ketinggian

  • 5.9 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari

  • 5.10 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari, hanya saja perlu keseimbangan [balance] yang baik

  • 5.11 ; dapat bertahan pada 2 atau 3 grip dengan satu diantaranya sangat minim dan perlu keseimbangan. Jalur hang hampir bisa dipastikan memiliki grade demikian.

  • 5.12 ; terdapat 2 dari 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian. Dengan kondisi grip yang kecil di satu bagiannya atau paling tidak sama

  • 5.13 ; hanya 1 dari diantara 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian, itupun dengan grip yang sangat minim.

  • 5.14 ; “mulus seperti kaca”, tidak mungkin terpikirkan untuk dapat dibuat jalur pendakian/pemanjatan


Makanan (logistik).

Makanan yang dibawa seharusnya dapat memenuhi kebutuhan energi pendaki, selama pendakian seserorang membutuhkan sitar 5.000 kalori dan 100 gram protein, kalori dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi nasi. Namun ada baiknya hanya memakan nasi satu kali sehari di kala malam (saat berkemah) alasayanya beras realtif berat dan memerluakan waktu yang lama untu memasak serta menghabiskan banyak bahan bakar. Fungsi beras dapat diganti dengan roti, biskuit, coklat, dan hevermit.

Hal yang perlu diperjatikan hindari mengkonsumsi makanan yang harus dimasak lebih dahulu selama mendaki, karena hal ini hanya akan merepotkan dan menghabiskan waktu perjalanan. Pilihlah makanan praktis seperti coklat, roti, agar-agar, buah-buahan, dapat juga dibuat mixfood yang terdiri atas kacang, coklat, biskuit dan kismis.

Umumnya makanan yang paling praktis dibawa adalah makanan instan yang memiliki kemasan, buanglah kemasan karton sebelum dimasukan dalam ransel dengan demikian berat ransel dapat berkurang dan makanan yang dibawapun tidak banyak memakan tempat didalam ransel.

Peralatan lain

Selain peralatan dan sejumlah perlengkapan, jangan lupa membawa perlengkapan kecil yang terdanag dirasa sepele, namun amat penting. Perlengkapan itu berupa obat-obatan seperti pelester, obat merah, tisu basah dan kering, senter, benang, jarum jahit, jam dan alat tulis. Peralatan itu terkandang dibutuhkan dalam keadaan darurat atau menjaga tubuh tetap bersih.

Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah jangan lupa membawa tas / kantong plastik, tas plastik tersebut dibutuhkan untuk menaruh barang-barang yang kotor dan basah sebelum dicuci dan tas plastik juga berfungsi untuk membawa kembali sampah-sampah pendakian, sampah-sampah sisa makanan atau berkemah, janganlah dibuang begitu saja di alam terbuka. Selain megotori, membuang sampah dapat menyulitkan usaha pencarian dan pertolongan bagi pendaki yang tersesat atau mengalami kecelakaan, kerap kali usaha pencarian oarang tersesat terbantu dengan petunjuk dari barang-barang yang tercecer.(sumber:http://justitia.wordpress.com,berbagai sumber)

Checklist Alat dan Perlengkapan Mendaki Gunung


1TASBACKPACK / RANSEL
2ALAS KAKISEPATU BOOTS
KAUS KAKI
SANDAL GUNUNG
3PAKAIANJACKET
KEMEJA/KAUS
CELANA LAPANGAN
BAJU DALAM
4PENUTUP KEPALATOPI LAPANGAN,SLAYER
5ALAT MANDIHANDUK
SIKAT GIGI
6ALAT MASAKKOMPOR GAS + GAS REFILL
PANCI / NESTING
SENDOK GARPU
7MAKANANMAKANAN CEPAT SAJI
BISKUIT
COKLAT/PERMEN
8TEMPAT AIRTERMOS AIR
JERIGEN 2 LITER
9PERLENGKAPAN TIDURSLEEPING BAG
SARUNG
10PISAUPISAU SWISS SERBAGUNA
GOLOK TEBAS
11LAMPUSENTER
BOHLAM CADANGAN
BATERAI
LAMPU BADAI
12JAS HUJANPONCO
STELAN JACKET & CELANA
13NAVIGASI & PENUNJUK WAKTUPETA TOPOGRAFI
KOMPAS
ALTIMETER
JAM TANGAN TAHAN AIR
14P3KFIRST AID KIT
SNAKE BITE KIT
15TENDATENDA DOME

baca selengkapnya...- Persiapan mendaki gunung