1. Hutan Pegunungan Campuran (Mixed Hill Forests) Jenis hutan ini sangat penting berkenaan dengan hasil kayunya. Ini meliputi sekitar 65% dari seluruh hutan alam Indonesia. Di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera hutan ini didominasi oleh suku dipterocarpaceae, jenis kayu terpenting di Indonesia. Di Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya yang bersifat lebih kering, jenis-jenis penting adalah Pometia spp., Palaquium spp., Instia palembanica dan Octomeles. | |
2. Hutan Sub-montana, Montana dan Pegunungan Hutan ini terdapat di daerah daerah Indonesia dengan ketinggian antara 1.300 m sampai 2.500 m di atas permukaan laut di mana spicies Dipterocarpaceae jumlahnya lebih sedikit. Suku yang dominan adalah Lauraceae dan Fagaceae. | |
3. Savana/Hutan Bambu/Hutan Luruh/Hutan Musim Pegunungan Jenis hutan ini tidak laus wilayahnya. Padang rumput savana alami terdapat di Irian Jaya, berasosiasi dengan Eucalyptus spp, di Maluku berasosiasi denga Melauleca dan di Nusa Tenggara berasosiasi dengan Eucalyptus alba. Hutan luruh terdapat pada ketinggian sekitar 100 m, memiliki genera yang tidak ada di hutan hujan seperti Acacia, Albizia dan Eucalyptus. Pembakaran berabad-abad telah menghasilkan spesies dominan tunggal seperti jati (Tectona grandis) di Jawa, Melauleca leucadendron di Maluku dan Irian Jaya, serta Timonius sericeus, Borassus flabellifer dan Corypha utan di Nusa Tenggara. Hutan jati di Jawa dibangun hampir 100 tahun yang lalu. Hutan musim pegunungan terdapat pada ketinggian di atas 100 m. | |
4. Hutan Rawa Gambut Terdapat hanya di daerah-daerah yang iklimnya selalu basah khususnya di Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya yang mencakup luas 13 Juta ha atau 10 % dari luas seluruh hutan. Spesies yang terpenting adalah Gonystylus bancanus di Kalimantan dan Camnospermae macrophylum di Sumatra | |
5. Hutan Rawa Air Tawar Luasnya sekitar 5,6 juta ha, terdapat di pesisir Timur Sumatra, pesisir Barat Kalimantan dan di beberapa wilayah di Irian Jaya. Generanya sama dengan hutan hujan bukan rawa. Di Irian Jaya rumpun pada hutan jenis ini didominasi oleh sagu. | |
6. Hutan Pasang Surut Hutan bakau (mangrove) adalah bagian yang penting dari hutan pasang surut, luasnya sekitar 4,25 juta ha. Hutan bakau terutama terdapat di Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya dan kepulauan Aru, dan sedikit di Sulawesi bagian Selatan serta Jawa bagian Utara. Rhizophora, Avicenia, Sonneratia dan Ceriops adalah genera utamanya. | |
Dasar hukum, letak dan luas
TWA Batam ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 47/Kpts-II/1987 tanggal 24 Pebruari 1987 dengan luas 4.933 Ha.
Secara geografis Taman Wisata Alam Batam terletak pada 059-0112 Lintang Utara dan 103530"-104830" Bujur Timur. Sedangkan secara administratif termasuk Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Muka Kuning, Kotamadya Batam, Propinsi Riau.
Potensi sumber daya alam
a. Topografi
Pada umumnya kondisi lapangan kawasan TWA Batam merupakan areal perbukitan dengan topografi sebagian besar curam dan sebagian kecil datar bergelombang.
b. Iklim
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson TWA Batam termasuk ke dalam klasifikasi type A dengan curah hujan rata-rata pertahun 1.822 s/d 3.801 mm. Suhu udara minimum 21C, maksimum 31,6C dengan kelembaban berkisar antara 85-88%.
c. Flora
Keadaan vegetasi di areal TWA Batam ditumbuhi beberapa jenis pohon antara lain Bitangur (Calophyllum, spp.), Tiup (Adinandra dumosa), Riang (Tetratmeristra sp.), Terentang (Campnosperma auriculata), Manggis- manggisan (Garcinia spp.), Meranti (Shorea spp.) dan lain sebagainya.
d. Fauna
Beberapa jenis satwa yang dapat dijumpai antara lain Lutung (Presbytis cristata), Babi hutan (Sus scrafa), Napu (Tragulus napu) dan berbagai jenis burung seperti Tiyung (Gracula religiasa), Raja udang (Halcyon concreta), Elang (Haliatus leucogaster) dan lain sebagainya.
Potensi wisata alam
Di samping keadaan alamnya sendiri yang potensial sebagai tempat wisata juga terdapat beberapa obyek yang dapat dinikmati, antara lain : sumber air, air terjun "Danau Bidadari", Waduk Ladi, Tugu Prasasti Presiden Soeharto, dan panorama alam hutan.
Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan
Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain : lintas alam, berkemah di sekitar waduk dan memancing.
Sarana kemudahan dan pelayanan
Hingga saat ini belum ada fasilitas penunjang dalam rangka kegiatan pariwisata alam.
Pencapaian ke lokasi
TWA Batam dapat dicapai dari Pekan Baru menggunakan kapal laut menuju Pulau Batam dari Pulau Batam memakai kendaraan darat (taksi).
Peluang usaha yang dapat dikembangkan
Peluang usaha yang dapat dikembangkan di TWA Batam antara lain : usaha jasa pemandu wisata, usaha jasa akomodasi, dan usaha jasa sarana boga.(sumber :www.dephut.go.id )